Tiga Prinsip Dasar Aqidah Ahlus Sunnah Dalam Tauhid Asma wa Shifat
Bersama Pemateri :
Ustadz Muhammad Nur Ihsan
Tiga Prinsip Dasar Aqidah Ahlus Sunnah Dalam Tauhid Asma’ wa Shifat adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah Tentang Nama-Nama Allah dan Sifat-SifatNya. Kajian ini disampaikan pada Jum’at, 21 Shafar 1442 H / 9 Oktober 2020 M.
Kajian Tentang Tiga Prinsip Dasar Aqidah Ahlus Sunnah Dalam Tauhid Asma’ wa Shifat
Pada kesempatan yang mulia ini kita akan menjelaskan tiga landasan utama dalam memahami asma’ wa shifat. Hal ini harus terpenuhi. Barangsiapa yang menyelisihi tiga prinsip yang akan kita sebutkan ini, maka dia telah keluar dari Ahlus Sunnah wal Jama’ah di dalam memahami asma’ wa shifat.
- Mengimani semua yang tertera dalam Al-Qur’an dan Sunnah yang shahih dari nama-nama Allah dan sifat-sifatnya, baik dari sisi menetapkan atau menafikan.
- Menjauhkan segala bentuk persepsi dalam benak pikiran kita, yaitu tidak menyerupakan sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan salah satu dari sifat makhlukNya.
- Memutus berbagai keinginan untuk mengetahui hakikat sifat. Artinya jangan berusaha untuk mengetahui hakikat sifat. Karena yang demikian itu tidak akan mungkin bisa diketahui.
Ketiga perkara tersebut sungguh telah menjadi konsensus (kesepakatan) Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang setia mengikuti manhaj para salafush shalih. Dan ketiga prinsip tersebut juga telah dijelaskan oleh dalil-dalil dalam Al-Qur’an, dalam hadits dan juga menjadi ijma’, sehingga perkataan para ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah dari kalangan salafush shalih begitu banyak menjelaskan tentang tiga prinsip yang kita sebutkan tadi.
1. Mengimani semua yang tertera di dalam Al-Qur’an dan di dalam hadits-hadits yang shahih tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah Tabaraka wa Ta’ala.
Mengimani semua yang tertera di dalam Al-Qur’an dan di dalam hadits-hadits yang shahih tentang nama-nama dan sifat-sifat Allah Tabaraka wa Ta’ala, baik di dalam menetapkan sifat atau juga menafikan sifat.
Kita telah mengetahui sebelumnya bahwa di dalam Al-Qur’an dan hadits ada sifat-sifat yang Allah tetapkan untuk diriNya, dan ini yang lebih banyak. Allah tetapkan bagi diriNya sifat-sifat yang agung, sifat yang mulia, sifat kesempurnaan, seluruh kebaikan. Begitu juga kita mendapatkan pada sebagian ayat Allah menafikan sifat-sifat yang mengandung makna kekurangan atau celaan dari diri Allah Tabaraka wa Ta’ala. Karena Allah Maha Suci dari kekurangan dan keterbatasan.
Ahlus Sunnah wal Jama’ah di dalam mengimani sifat-sifat tersebut, mereka menetapkan apa yang terdapat dalam Al-Qur’an dan yang terdapat dalam hadits, baik dari sisi menetapkan atau menafikan, maka semua mereka imani.
Bila kita membaca Al-Qur’an dan mendapatkan Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan salah satu dari sifatNya, maka kewajiban kita jika kita ingin selamat dan kita ingin mengikuti Ahlus Sunnah wal Jama’ah, kewajiban kita adalah mengimani sebagaimana tertera dalam Al-Qur’an. Dan bila kita mendapatkan dalam Al-Qur’an dan hadits sifat-sifat yang Allah nafikan dari diriNya, maka kewajiban kita juga mengimani hal itu, kita menafikan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Prinsip dasar yang pertama ini tentunya bertentangan dengan prinsip sekte Al-Mu’aththilah dalam memahami nama-nama dan sifat-sifat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Al-Mu’aththilah mengingkari sifat. Adapun nama mereka tetapkan, tapi tanpa makna. Jadi kosong dari makna, sekedar nama saja. Nama yang lengket di suatu dzat tapi tidak ada hakikatnya. Ini jelas secara akal tidak bisa diterima.
Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 kajiannya.
Download MP3 Kajian
Untuk mp3 kajian yang lain: silahkan kunjungi mp3.radiorodja.com
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49179-tiga-prinsip-dasar-aqidah-ahlus-sunnah-dalam-tauhid-asma-wa-shifat/